Tips Sukses Ternak Ayam Kampung Modal Minim
Untuk bisa sukses ternak ayam kampung modal minim, Anda perlu banyak melakukan riset, pembelajaran, dan percobaan. Memang dalam proses peternakan ayam kampung ini, pasti akan ada waktu dimana hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Namun hal tersebut adalah bagian dari pembelajaran.
Sama seperti bisnis lainnya, ternak ayam juga bukan merupakan bisnis instan yang bisa langsung sukses. Pada bulan-bulan pertama, Anda yang masih pemula pasti akan dihadapkan dengan berbagai macam ujian hingga akhirnya bisa punya peternakan dengan pemasukan stabil.
Prospek dari bisnis ternak ayam kampung ini sendiri sangat cerah. Selain karena bisnis ini bergerak di bidang penyediaan pangan, masyarakat Indonesia juga sangat suka dengan daging maupun telur ayam.
Oleh karena itu tenang saja! Karena dari semua ujian yang akan kalian temukan, ada masa depan cerah yang menanti.
Kesalahan Ternak Ayam Kampung oleh Pemula
Dalam perjalanan menuju sukses ternak ayam kampung modal minim, akan ada beberapa ujian yang disebabkan oleh kesalahan berikut ini.
1. Salah Lokasi
Kesalahan yang pertama adalah salah memilih lokasi. Kesalahan ini sangat fatal, apalagi jika Anda sudah membangun kandang semi permanen khusus untuk memulai ternak ayam kampung.
Ternak ayam sendiri hanya bisa dilakukan di daerah yang rata, jauh dari pemukiman, punya sumber air dan sanitasi yang baik, serta udaranya tidak terlalu panas maupun terlalu dingin.
Untuk masalah suhu dan udara, nanti Anda bisa mengatasinya dengan inkubator dan kipas angin. Walaupun akan lebih bagus jika memilih tempat di pinggir kota yang tidak terlalu panas.
Namun untuk masalah sumber air, sanitasi, dan jarak dari pemukiman, hal ini sangat penting. Sebab kandang ternak ayam bisa mengeluarkan bau menyengat. Oleh karena itu peternakan ini hanya boleh dibuat dengan jarak paling tidak 5 km dari daerah pemukiman terdekat.
Memang ada ternak ayam rumahan tanpa bau. Namun cara ini akan membatasi jumlah ayam yang bisa Anda pelihara, alhasil membatasi omzet bulanan juga.
2. Perawatan Kesehatan dan Pakan yang Tidak Sesuai
Tidak seperti merawat ayam biasa, ayam kampung di peternakan membutuhkan gizi yang lebih banyak. Oleh karena itu jumlah protein, karbohidrat, serat, air, dan lemak dalam pakan ayam harus diperhatikan.
Untuk ayam kampung pedaging, Anda perlu memperhatikan jumlah lemak dan protein dalam pakannya. Dengan begitu daging ayam bisa lebih banyak, bobotnya lebih berat, dan harganya jadi lebih mahal.
Sedangkan pada ayam untuk telur, Anda harus mempertimbangkan asupan kalsium tambahan pada modal ternak ayam petelur. Sebab jika ayam betina kekurangan kalsium, cangkang telur yang mereka produksi akan jadi tipis dan mudah retak.
3. Langsung Menjual Padahal Harganya Turun
Sebagai peternak baru, tentu kita ingin cepat-cepat mendapat keuntungan ternak ayam dari hasil menjual telur maupun dagingnya.
Hal ini bukanlah kesalahan, selama harganya masih di atas modal yang dikeluarkan.
Namun perlu diketahui, harga telur maupun daging ayam kampung sangat fluktuatif. Dalam satu minggu, bisa saja harganya tiba-tiba merosot, tapi bisa juga harganya meninggi.
Banyak peternak baru yang buru-buru menjual hasil ternak mereka padahal harga di pasar belum sampai di puncak. Sehingga, mereka kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan lebih besar.
4. Menyepelekan Keamanan Kandang Ternak
Terakhir, jangan pernah sepelekan keamanan kandang ternak. Bukan hanya keamanan dari hewan liar seperti anjing, burung, atau musang, tapi juga dari manusia.
Tidak jarang ada ternak ayam kampung yang dimaling dengan cara membongkar kandangnya dan mengambil seluruh hewan ternak.
Oleh karena itu, jangan pernah ragu untuk memasang CCTV atau gembok ekstra sebagai pengaman kandang.
Tips Sukses Ternak Ayam Kampung Modal Minim
Setelah mengerti apa saja kesalahan yang sering membuat ternak jadi rugi, berikutnya mari kita bahas bagaimana tips sukses agar bisnis ayam kampung semakin untung.
Jangan Sepelekan Dana untuk Suplemen, Vitamin dan Obat-obatan
Ketika bicara tentang ternak ayam modal 500 ribu hingga 2 juta, hampir 50% dari modal akan kita gunakan untuk membeli bibit DOC.
Sedangkan sisanya, akan dibelikan pakan dan perlengkapan lainnya.
Cara berpikir ini membuat kita lupa menyisihkan modal untuk membeli suplemen, vitamin, dan obat-obatan. Padahal salah satu penyebab utama kerugian dalam ternak ayam kampung adalah karena satu ayam ada yang terserang penyakit dan menularkan ke semua ayam lainnya.
Alhasil, ada banyak ayam yang tidak bisa dijual karena tidak sehat.
Dalam masa awal bisnis ternak ayam, dimana jumlah modal masih belum stabil, yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana ternak tidak rugi, bukan bagaimana bisa untung besar. Oleh karena itu, jangan sepelekan pemberian suplemen dan obat-obatan untuk ayam.
Jangan lupa, vaksin semua bibit DOC yang baru datang agar tidak ada yang terkena tetelo.
Pastikan Sanitasi Kandang Selalu Terjaga
Sebelumnya sudah disinggung sedikit bagaimana banyak peternak pemula membangun kandang ternak mereka di tempat yang salah. Contohnya adalah membangun kandang di daerah yang sulit air dan tidak punya pengolahan limbah organik sama sekali.
Jika kotoran ayam di kandang tidak diolah dengan baik, bisa muncul penyakit yang bukan hanya menyerang ayam, tapi juga para peternaknya.
Oleh karena itu, pastikan ada sumber air bersih ke kandang ternak ayam kampung Anda untuk menjaga sanitasi kandang tetap bersih.
Kotoran ayam sendiri bisa diolah menjadi pupuk kandang. Namun Anda perlu mencari orang yang bisa membuat pupuk kandang dari kotoran dengan benar. Tidak sedikit pula pemilik ternak ayam yang bekerja sama dengan pembuat pupuk. Oleh karena itu, carilah supplier maupun produsen pupuk di daerah Anda untuk diajak kerja sama.
Cari Supplier Bibit Ayam yang Tepat
Ada 2 jenis bibit ayam kampung khusus untuk ternak, yaitu:
Ayam KUB (Kampung Unggulan Balitbangtan)
Ayam kampung joper
Ayam kampung joper adalah bibit ayam kampung untuk diternak sebagai ayam potong. Sehingga kebanyakan ayam ini dijual dalam bentuk DOC (Day Old Chicken) dan kita perlu membeli bibit lagi setiap setelah panen.
Sedangkan ayam KUB adalah ayam kampung untuk diternak sebagai ayam petelur. Meskipun sama-sama dijual dalam usia DOC, namun ayam ini bisa bertahan hingga bertahun-tahun. Tepatnya sampai tiap betina sudah berhenti produksi telur lagi.
Nah, sekarang Anda perlu mencari supplier yang menyediakan jenis bibit ayam kampung sesuai dengan tujuan ternak.
Sebab ayam kampung joper tidak cocok dijadikan ayam petelur karena siklus produksi betinanya lebih lama. Sedangkan ayam KUB tidak cocok dijadikan ayam potong karena bobotnya tidak seberat ayam joper.
Setelah tahu bagaimana tips sukses ternak ayam kampung modal minim, sekarang waktunya Anda praktekan sendiri. Jangan lupa share pengalaman atau pertanyaan seputar ternak ayam kampung di kolom komentar agar pembaca yang lain bisa ikut belajar dari pengalaman Anda.
Post a Comment for "Tips Sukses Ternak Ayam Kampung Modal Minim"